kita selalu saja dengan mudahnya memutuskan suatu cap hitam pada orang orang di sekitar kita, pada teman teman kita, pada karyawan kita, pada saudara kita, bahkan pada orang orang yang tlah begitu tulus berkorban dan sayang kepada diri kita.
saya jadi teringat sebuah cerita entah judulnya apa saya tak begitu ingat, di ceritakan ada seorang buruh bangunan dimana dia sedang membangun sebuah rumah bersama teman teman sekelompoknya. mereka menyusun batu bata demi batu bata dari hanya 1 batu bata menjadi sebuah dinding yang kokoh dan indah di lihat.
dalam cerita ini ada seorang pekerja yang dengan tidak sengaja tlah melakukan kesalahan, dia salah menyusun 1 batu bata sehingga terlihat miring sedikit di bagian tengan dinding tersebut, dan sayangnya semen sudah mengeras dan waktu pengerjaan sudah mendekati waktunya habis.
sungguh pekerja itu sangat ketakutan dan sangat cemas, dia berpikir pasti akan kena marah pimpinan nya dan akan di pecat dari pekerjaan itu.
tapi tidak di sangka sangka setelah dengan penuh rasa takut dia memberanikan diri untuk mengatakan bahwa dia tlah melakukan kesalahan dalam proyek pembangunan tersebut. pimpinan proyek tersebut diam sejenak lalu berkata "tidak apa apa" tenang saja semua akan baik baik saja ok.
tentu saja sang pekerja tersebut jadi bisa lebih tenang karena tidak di pecat ataupun kena marah sedikitpun.
tetapi hari berganti hari, minggu ke minggu selanjutnya, dan bulan ke bulan berlalu rasa bersalah tersebut semakin menghantui, tiap dia melihat dinding sebuha bangunan dia teringat akan hasil pekerjaannya yang tlah berlalu tersebut "1 batu bata yang miring".
pada suatu hari dia melewati rumah tersebut, rumah dimana di salah satu dindingnya dia tlah melakukan kesalahan dengan menyusun 1 batu bata miring, dan kebetulan dia bertemu dengan pemilik rumah dan bicara beberapa saat dan dia bercerita bahwa bangunan rumah ini sangat bagus, kokoh, indah bentuknya, dan nyaman.
sang pekerja pun berkata apa bapak tidak berlebihan menilai rumah ini, padahal saya tlah memasang 1 batu bata dengan miring di dinding tersebut.
pemilik rumah pun berkata lagi, saya melihat rumah ini secara keseluruhan dan sebagai rumah yang akan saya tempati selama hidup saya bukan 1 hari, 1 minggu, atau 1 bulan atau juga 1 tahun. mungkin bapak benar ada 1 batu bata yang tersusun secara miring tapi itu hanyalah 1 batu bata pak, lihat pak 999 batu bata yang lain yang tlah bapak susun dengan indah dan rapi itu yang saya lihat pak.
"TAK ADA YANG SEMPURNA DI DUNIA INI, HANYA ALLAH LAH PEMILIK KESEMPURNAAN ITU "